MENELADANI KEPEMIMPINAN RASULULLAH SAW DALAM MENANGANI WABAH

 MENELADANI KEPEMIMPINAN RASULULLAH SAW DALAM

MENANGANI WABAH

oleh : Yusriadi, S.Sos


Pada bulan Rabiul awal ada satu peristiwa sejarah yang paling tak terlupakan dan tentunya menjadi peristiwa bersejarah bagi umat islam seluruh dunia, yaitu pada tanggal 12 Rabiul awal. Dimana pada tanggal tersebut merupakan tanggal lahirnya seorang Rasul pembawa risalah islam. Beliau adalah Nabi Muhammad SAW. Nabi akhir zaman atau Nabi Terakhir (Khataman Nabiyin). Sehingga pada setiap tanggal 12 rabiul awal seluruh umat islam didunia memperingati hari tersebut biasa disebut mauled nabi. Pada hakikatnya memperingati mauled nabi adalah sebegai upaya untuk mengingat kembali hari kelahiran Nabi dan sejarah hidup Nabi Muhammad SAW guna meningkatkan dalam memegang teguh ajarannya dan meneladani sosoknya sebagai seorang pemimpin umat islam dan pembawa keberkahan.

Sebagai umat islam yang taat kepada Allah dan cinta kepada Rasullullah tentu kedatangan peringatan Maulid Nabi ini sangat dinanti-nantikan, dimana biasanya refleksi maulid dilakukan dengan berbagai macam kegiatan dan perayaan,  mengadakan tabligh akbar, membaca sholawat, membuat perayaan dengan mengundang ulama-ulama fenomenal tanah air dan sebagainya. Akan tetapi pada kali ini kita hadapkan pada suatu fenomena dunia yang menegangkan yaitu kedatangan tamu yang tidak diundang yang membuat perayaan maulid Nabi menjadi jauh berbeda dari biasanya. Tamu itu adalah berupa virus yang berasal dari negeri china tepatnya dikota wuhan yang bernama corona, yang kemudian dikenal dengan covid-19. Ini merupakan suatu musibah yang melanda seluruh dunia termasuk indonesia, sehingga mengakibatkan berbagai kegiatan sosial, ekonomi dan agama menjadi  terbatas dan tidak dapat terlaksana sebagaimana mestinya.

Meskipun kita tidak dapat melaksanakan peringatan maulid Nabi pada tahun ini seperti tahun-tahun sebelumnya, akan tetapi pada bulan yang mulia ini perlunya kita meneladani dan mengenang kembali sejarah sosok Rasulullah SAW dengan segala kemuliaannya dan keberhasilan beliau sebagai pemimpin sejati umat islam. Apalagi kita sekarang berada ditengah-tengah zaman yang penuh dengan cobaan dan permasalahan. Sebagai bentuk refleksi diri kita dalam memperingati maulid Nabi kali ini yaitu meneladani kepemimpinan Rasulllah SAW dalam memimpin agama dan umatnya. Sebagaimana telah dijelaskan dalam  Al-Qur’an bahwa:

“Sesungguhnya pada diri Rasulullah ada suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap Allah dan hari akhir serta banyak berdzikir kepada Allah”  (Q.S Al-Ahzab: 21). 

Berdasarkan ayat tersebut sebagai umat islam yang selalu senantiasa mengaharap ridho Allah harus bisa meneladani Rasulullah SAW sebagai tauladan yang baik dalam menghadapi berbagai persoalan, permasalahan dan problematika kehidupan terlebih seperti saat sekarang ini, dimana Negara sedang menghadapi pandemi global maraknya virus corona sebagai wabah virus yang berbahaya dan mematikan. 

Pada zaman Rasulullah SAW juga pernah terjadi suatu peristiwa yang hampir sama dengan peristiwa saat ini yaitu penyebaran wabah kusta yang menular dan sangat mematikan dan dikenal dengan sebutan tha’un. Rasulullah adalah sosok seorang pemimpin yang bijaksana, Ada beberapa Konsep pencegahan penularan yang menarik dari Rasulullah SAW pada saat mengahadapi wabah, yaitu: Pertama, konsep isolasi (Lockdown) dan karantina. Nabi Muhammad SAW memperingatkan kepada seluruh umatnya untuk tidak mendekati wilayah yang tercemar dengan wabah tersebut, dan begitu sebaliknya yang ada didalam daerah tersebut dilarang untuk keluar guna mencegah penularan yang lebih masif. Sabda Baginda Nabi Saw:

"Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu." (HR Bukhari).

Disamping itu, Islam adalah agama yang sempurna, sehingga dalam keadaan apapun tetap harus mengajarkan kaidah kausalitas, bahwa sebagaimana konsep dari Rasulullah ketika di sebuah daerah terdapat wabah maka jangan keluar dari daerah tersebut agar wabah tidak menyebar. Begitupun sebaliknya, daerah yang tidak ada wabah jangan masuk ke daerah yang ada wabah agar tidak terjangkit. Jadi kurang tepat jika ada ungkapan, manusia hanya takut kepada Allah bukan wabah. Takut pada Allah benar ini hal yang sangat utama berkaitan dengan keimanan.. Namun, takut kepada wabah bukan dimaksudkan pada keimanan tapi pencegahan agar tidak terjangkit wabah.

Konsep yang kedua dari Nabi Muhammad SAW adalah mendorong ketulusan umatnya untuk menjaga kebersihan pribadi sehingga aman dan dapat terbebas dari berbagai virus dan infeksi. Kemudian konsep yang ketiga adalah Nabi mengajak umatnya berikhtiar lewat pengobatan, sebagaimana dikatakan dalam sebuah hadist bahwa “tidak ada penyakit kecuali tuhan telah menurunkan obatnya kecuali satu penyakit yaitu menua”. 

Dari konsep yang di lakukan oleh Rasulullah tersebut kita sebagai umat islam sudah selayaknya meneladani dari apa yang dilakukan oleh Rasullullah, harus taat kepada Allah, patuh terhadap pemimpin dan cinta pada tanah air “Hubbul Wathan Minal Iman”. Disamping itu kita juga harus yakin dan percaya bahwa peristiwa yang melanda saat ini merupakan ujian dari Allah SWT untuk seluruh makhluknya, untuk senantiasa ingat kepada-Nya dan selalu menjaga diri dengan memohonkan perlindungan dan keselamatan kepada-Nya, peristiwa ini juga mengingatkan kita untuk selalu menjaga kebersihan dan kesucian, dengan selalu membersihkan diri dari berbagai bentuk kemaksiatan dengan adanya batasan sosial, dan menjaga kebersihan dengan selalu mencuci tangan dan menggunakan alat pelindung diri sebgaiaman yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.

Dimasa pandemi saat ini upaya rohani dengan meningkatkan ibadah kepada Allah SWT dan mengamalkan nilai-nilai Al-Qur’an juga sangat penting. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT dengan selalu meningkatkan kausalitas keimanan kepada Allah SWT dan meneladani Rasulullah SAW. Amiiinn…

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Baru

Label